Selasa, 10 Januari 2012

Surah al-Fatihah


Tafsir : Surah Al-Fatihah

a. Prolog
Disebut dengan " Al-Fatihah " karena posisinya sebagai " pembuka " dari 144 surah yang ada dalam Al-Qur'an, dan ulama ada yang berpendapat : karena Al-Fatihah membuka bacaan dalam sholat ( Al-Musnad ).
Nama lain dari surah ini adalah : (a) Ummul Kitab, menurut Jumhur Ulama, (b) Ummul Qur'an, hadits shohih Tirmidzi (c) Sab-'ul Matsaani, yakni 7 ayat yang maknanya terdiri dari dua, antara Allah dan hambaNya ( manusia ), sebagaimana diterangkan dalam hadits dan di dalam Al-Qur'an Surah Al-Hijr: 87. Dan ada yang menyebut (d) Al-Hamdu, ( e ) Al-Qur'anu, atau bahkan (f) Ash-Sholatu [ dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir ].
Di dalamnya terdiri dari 25 kalimat dan 113 huruf, menurut Bukhori di awal kitab tafsirnya : disebut dengan " fatihah : karena (a) ditulis mengawali mush-haf al-Qur'an (b) dipakai mengawali bacaan di dalam sholat. Dan dijelaskan juga bahwa "al-Fatihah" mengandung makna kandunga al-Qur'an yang tersimpat di dalam surah tersebut. [ Wallohu a'lam ].

b. Basmalah
Basmalah adalah bacaan " Bismillaahir-rahmaanirrahiim ", dimana para ulama berbeda pendapat tentang : apakah basmalah termasuk dalam surah Al-Fatihah apa tidak?... menilik salah satu namanya, yakni "Sab-'ul Matsaani " yang berarti 7 ayat yang terbagi dua bagian, maka basmalah jelas termasuk dalam surah Fatihah, karena bila tidak termasuk maka " Fatihah " hanya terdiri dari 6 ayat, dan nama " sab'ul-Matsani" yang telah dijelaskan di dalam Hadits maupun Al-Qur'an ( al_Hijr:87 ) tidak dapat berlaku lagi. Dan menurut Imam Syafi'i, "basmalah" dibaca bil-jahri atau dengan bersuara pada surah al-Fatihah dan surah-surah lainnya. Dan para sahabat Nabi yang membaca basmalah dengan jahar adalah : Abu Huroiroh, Ibn Umar, Ibnu Abbas, Mu'awiyah,  dan menurut Baihaqi : khulafa-urrosyidun ( Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali r.a ) juga membaca dengan jahar.
Basmalah ini beberapa ulama sepakat bahwasanya ia adalah bagian dari surah An-Naml, yang dibakai mengawali membaca surah-surah dalam al_Qur'an  kecuali surah " Baro-ah/ at-Taubah ".
CBismillah= para ahli tafsir sepakat memaknainya dengan " aku memulai berbuat baik / beramal sholih dengan nama Allah " . hendaknya sebelum memulai setiap perbuatan baik selalu diawali dengan " basmalah ", karena fadhilahnya yang banyak dan agar dalam melaksanakan perbuatan tersebut selalu berada dalam pengawalan, naungan dan menuju Allah swt.
Maka dalam menjalankan syari'at hendaknya diawali dengan membaca basmalah agar mendapatkan berkah dari Allah, pengawalan, pertolongan untuk menyempurnakan amalan tersebut serta harapan untuk diterima Allah swt.

Dengan bacan basmalah ini, seorang hamba telah mengikrarkan dengan lisan dan dalan hati, bahwa apa yang akan ia kerjakan dari amalan syari'at dan amal sholih mutlak atas kehendak Allah, di mana bacaan ini mengandung dua sikap, yakni "ikhtiar"/usaha dan " tawakkal". Yaitu bahwa ia memulai pekerjaan/amal fisiknya yang merupakan bentuk usaha dan ihtiar, namun ucapan basmalah memberinya pondasi dalam hati untuk tawakkal kepada Allah, bahwa keberhasil dan kegagalan pekerjaan tersebut adalah hak prerogative Allah, sehingga dengan ucapan tersebut, seseorang telah memulai sesuatu pekerjaan dengan mengatas-namakan Allah dengan harapan agar menjadi pendorong saat melewati aral dan rintangan, dan menjadi "kendali" saat menemui kelancaran dan kesuksesan. Dan dengan basmalah tersebut, seseorang akan bersikap " sabar " saat ikhtiar/usaha yang dilakukan menghadapi kegagalan karena Allah, dan akan " bersyukur" saat menemui keberhasilan karena Allah. Ia tidak akan berani bermain-main dalam berbuat dengan mengatasnamakan Allah, sehingga dapat terbebas dari sifat " Hamm dan Huzn/ gundah gulana " saat gagal, dan terhindar dari sifat " takabbur/sombong" kala berhasil.

E Ar-Rahman- Ar-Rahiim = adalah dua kata benda yang berasal dari rahmah ( kasih sayang ) dalam bentuk yang sangat.

a. Ar-Rahman = termasuk salah satu dari Asma Allah yang terdiri dari 99 Asma-ul husna, yang menurut Ibnu Jarir, mempunyai arti yang lebih luas dari Ar-Rahim, karena mencakup " rahmah"nya Allah di dunia dan akherat dan meliputi seluruh makhluk tanpa pandang bulu dan membedakan, dengan arti lain bahwa Ar-Rahman adalah apabila diminta maka pasti akan memberi, yakni seluruh makhluk di dunia ini telah menerima karunia Allah tanpa membedakan posisinya sebagai mukmin ataupun sebagai non-mukmin, semuanya mendapatkan bagian karunia Allah dalam takaran yang telah ditentukan dengan standard yang hamper sama. Dari postur  tubuh, maka seorang manusia mukmin atau bukan, telah dikarunia mata, hidung, mulut dan anggota tubuh lain secara standar tanpa membeda-bedakan.
Hikmah Ar-Rahman bagi seorang mukmin adalah :
a.       Karunia Allah bagi orang mukmin tidak mutlak berdasarkan jumlah, tapi lebih banyak didasarkan pada sisi barokah

b.      Karunia yang diberikan kepada orang mukmin, selain sesuai dengan " nasib/bagian"nya juga hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di dunia, dan jangan sampai mengganggu konsentrasinya dalam beribadah kepada Allah, karena " kenikmatan dunia" itu sering menghijab dan menutupi seorang hamba dalam beribadah menyembah Allah dan dalam beramal sholih, karena dijadikan sarana penggoda yang jitu bagi syetan, agar jauh dari Allah. Maka karunia baginya hanyalah " TOMBO PINGIN ".
c.       Dalam mempergunakan nikmat karunia tersebut, hendaknya orang mukmin selalu bertanya dalam dirinya : " apakah dengan karunia itu, semakin mendekatkan dirinya kepada Allah, atau sebaliknya". Maka karunia yang barokah adalah " yang membuatnya semakin dekat kepada Allah" bukan sebaliknya
d.      Karunia merupakan bahan ujian bagi seorang mukmin : " Innamaa am-waalukum wa aulaadukum fitnah "( sesungguhnya harta benda dan anakmu adalah sumber fitnah/ujian bagimu ). Maka dalam menyikapi karunia tersebut Nabi Sulaiman as. Mengajarkan kepada kita " a asykur am ak-fur " ( apakah aku akan menjadi hamba yang bersyukur ( nikmat )  atau menjadi hamba yang kufur- nikmat ? )
         Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebuah pengertian sebagaimana dijelaskan oleh para ulama, bahwa sifat “ Ar-Rahman “ meruakan salah satu sifat Allah yang bersifat umum dan lebih luas dari “ Ar_rahim “.

B. Ar-Rahim =  dalam bahasa Indonesia adalah “ Maha Penyayang “, dan sesuai dengan penafsiran  para ulama salaf adalah sifat dan isim diantara asmaul husnanya Allah yang hanya ditujukan kepada “ khusus orang mukmin dan muslim “ dan akan dicurahkan bentuk sayang tersebut hanya di “alam akhirat “ dengan segala puncak kenikmatan yang disebut dengan “ nikmat surgawi “.

Hakekat dari asma Allah ini adalah pengokohan keyakinan dan iman dalam hati bahwa segala bentuk ibadah kita hendaknya tidak diorientasikan kepada yang lain ( makhluk ) lain, agar dapat merasakan kedahsyatan “ rahim”nya Allah di alam berikut. Dan dapat menjadi motivasi bagi orang yang beriaman untuk senantiasa focus dalam ibadah dan pengabdian, dengan senantiasa mengabaikan panggilan nafsu yang selalu “hendak” menjegal manusia agar tidak dapat merasakan “ rahim”nya Allah.
Secara syar’i…. amat baek berdoa kepada Allah dengan lafadz “ Yaa Rahiim “ selain dapat dijadikan dzikir jahri dan sirri ( bersuara atau dengan hati )…

Tidak ada komentar: